
Hai Creatipe! Swiss atau yang kerap disapa Switzerland merupakan negara yang terletak di daratan benua Eropa Tengah yang memiliki luas 41.285 km persegi. Swiss juga terkadang disebut dengan istilah bahasa Latin yaitu Confeoderatio Helvetica atau Helvetica saja. Swiss adalah salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Menurut data yang dipublikasi dalam laman US News, negara ini menempati urutan ke-6 dan berada di bawah Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, Kanada, serta Prancis lho, Creatiple!
Sementara itu, Swiss juga mematok standar akademik tinggi tentunya dengan dukungan para akademisi yang sangat ahli di bidangnya. Satu fakta yang harus diketahui, homeschooling merupakan sistem pendidikan yang paling tidak umum di Swiss. Jika ada orangtua yang berniat untuk melakukan homeschooling, maka harus meminta izin terlebih dahulu kepada para pihak yang berkepentingan.
Negara ini juga banyak dibidik mahasiswa asing dari seluruh dunia (termasuk Indonesia) untuk melanjutkan pendidikannya. Di tahun ajaran 2019/2020, ada sebanyak 191.812 mahasiswa asing yang terdaftar di universitas-universitas di Swiss. Adapun konsentrasi kuliah yang paling banyak menarik atensi mahasiswa adalah sains terapan, farmasi, arsitektur, dan teknik mesin. Selain itu, terdapat banyak perguruan tinggi bergengsi seperti ETH Zurich (Eidgenössische Technische Hochschule, EPFL (École Polytechnique Fédérale de Lausanne), University of Zurich, University of Geneva, University of Bern. Bagaimana sebenarnya sistem pendidikan di Swiss?
Berikut informasi yang Creativa rangkum dari berbagai sumber.
Sama seperti negara-negara lain di dunia, Swiss menerapkan pendidikan wajib dari mulai SD hingga SMA. Mengutip laman Studying in Switzerland, TK dipandang sebagai ruang belajar yang sangat awal bagi anak-anak dan siklus belajar pertama mereka. Namun, tidak semua kanton atau negara bagian di Swiss mewajibkan seorang anak untuk mengenyam pendidikan di bangku TK. Kanton merupakan sebuah pembagian wilayah suatu negara yang lazim dipakai di berbagai negara.
Pendidikan wajib biasanya dimulai pada jenjang sekolah dasar (SD). TK hanya permulaan untuk menanamkan etika sehari-hari, keterampilan sosial, dan perilaku dasar melalui permainan menarik. Selanjutnya, barulah anak-anak memasuki SD yang merupakan pendidikan wajib. Setelah menyelesaikan SD, siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah, yakni SMP dan SMA. Biasanya, siswa mulai masuk ke bangku SMP saat usianya menginjak 11-12 tahun dan menempuh pendidikan rata-rata selama 3 atau 4 tahun.
Usai dinyatakan lulus, siswa bebas memilih jenis sekolah apa yang ingin mereka jalani. Misalnya, sekolah kejuruan. Sekolah ini paling banyak dipilih oleh anak-anak di Swiss. Sebab, di sekolah kejuruan mereka bisa memiliki pengalaman dengan terjun langsung ke dunia kerja melalui program magang dan kursus lintas perusahaan.
Ada pula sekolah Baccalaureate, yang juga masuk dalam salah satu jenis SMA di Swiss. Sekolah ini mempunyai mata pelajaran dan metode belajar yang serupa dengan apa yang sudah mereka dapatkan di SMP. Sekolah Baccalaureate lazimnya berlangsung 3 tahun, sesuai kanton masing-masing. Di masa akhir sekolah, siswa wajib mengikuti sebuah tes dan mengemukakan esainya kepada para staf pengajar.
Nantinya, mereka akan mendapatkan sertifikat bernama Matura sebagai syarat melamar ke perguruan tinggi. Namun, masing-masing kampus juga mempunyai hak untuk memutuskan persyaratannya sendiri. Sebagian di antaranya mewajibkan calon mahasiswa mengerjakan tes masuk, ketika sertifikat yang dimiliki tidak cukup memadai. Langkah ini diharapkan bisa membentuk karakter calon mahasiswa dengan pola pikir terstruktur dan kritis. Sehingga, mereka benar-benar siap terjun ke dunia kampus.